Catatan Milad Koma ke-11


Prolog.
Kiranya perlu untuk kuceritakan, sebab aku merasa hubungan kita sudah tidak lagi sedekat dahulu. Waktu telah sedemikian tabah mengekalkan jejak langkah dan mimpi kita. Betapa setiap dari kita telah berproses di tanah masing-masing. Mengeja setiap huruf yang membuat kita semakin rindu tempat kembali: tempat yang dahulu pernah merawat pengetahuan dan budi kita. Apa kabar kalian.

14 Februari adalah tanggal paling istimewa bagi Koma. Sebab di tanggal itu, segala kisah dan ingatan tentang awal berdirinya Komunitas ini bermunculan. Ya, di hari itulah Komunitas Koma dilahirkan. Meskipun penulis tak ikut duduk bersama dalam lingkaran itu untuk merumuskan Komunitas Koma, namun penulis bisa melihat dengan jelas memori itu di mata orang-orang yang mendirikannya. Semangat itu tergambar nyata di wajah mereka, sama seperti dahulu. Tak ada kabut setipis pun yang membuat putus asa. Mimpi-mimpi itu akan senantiasa mengalir. Mengikuti aliran waktu.

Flashback. Merawat ingatan.
"Mengapa Koma lahir pada hari valentin? Ada dua sudut pandang, yakni sudut pandang politik dan psikologi masa.

Dari sudut pandang politik. Dahulu Koma berada dalam oposisi biner dengan kekuasaan, sehingga anggota Koma mencari sebuah strategi untuk melancarkan sebuah kritik tapi dapat dibungkus dalam konteks lain, maka isu valentin pada terbitan Koma yang pertama adalah strategi untuk menyelubungi kritik yang kita sampaikan.

Kedua, sudut pandang psikologi masa. Waktu itu, kesadaran membaca sangat kurang, sementara gebyar dan hura-hura valentin justru sangat banyak diperbincangkan, maka dirumuskanlah strategi untuk melakukan kampanye gemar membaca melalui momen valentin. Dari situlah terbit mading Koma yang perdana pada 14 Februari 2007. Begitulah sejarah singkat kelahiran Koma. Dengan ketua Koma pertama Mas Kupang, alias Aroel (A. Syahrul Zaini). Dan Koma masih bergerak sampai sekarang,” begitulah kata Cak Alif Mahmudi.

"Pada awalnya, Koma terbentuk karena teman-teman santri merasa jenuh dengan aktifitas pesantren yang teramat monoton. Mereka butuh sesuatu lain yang berbeda. Mereka membutuhkan ilmu baru untuk bekal terjun ke masyarakat nantinya, agar santri tidak hanya bisa ngaji kitab saja. Tapi juga bisa berorganisasi di masyarakat dan membaur di dalamnya. Berinteraksi dengan segala bidang yang dibutuhkan masyarakat. Dan kenapa lahir ketika valentin? Telah dijelaskan sama Mas Alip tadi, yaitu dari segi strategi pemasaran dan penjualan, tanggal itu sangat pas untuk dibuat promo. Kurang lebihnya begitu, hehe," begitu tambah Mas Arul.


Satu.
Alhamdulillah. Kita patut bersyukur! Di tahun ke sebelas ini, Koma telah membentangkan sayap dan melahirkan beberapa titik di Nusantara. Koma Tambakberas milad ke 11, Koma Yogyakarta dan Koma Malang milad ke 4, Koma Kupang dan Koma Mojowarno milad ke 2, Koma Kudu milad ke 1. Insya Allah Koma-Koma di daerah lain masih dalam proses untuk merumuskannya. Semoga senantiasa diberi kemudahan.

Dua.
Dalam rangka tasyakuran Milad Koma Nusantara ke-11, Koma mengadakan kegiatan khataman al-Quran Koma se-Nusantara dengan membagi satu juz satu anggota Koma. Khataman ini dibaca sampai dengan tanggal 24 Februari 2018.

Tiga.
Sabtu, 24 Februari 2018. Hari yang spesial dan cerah. Anggota Koma dari berbagai daerah berkumpul di bumi damai Tambakberas Jombang untuk bersilaturahim dan melaksanakan berbagai agenda dalam rangka Milad Koma.

Ba'da ashar, anggota Koma melakukan Ziarah ke makam Mbah Wahab Hasbullah (Pendiri NU). Setelah itu dilanjut dengan sowan ke KH. Ach. Shilahuddin Asy'ary. Dikarenakan sesuatu hal, kami tidak bisa menemui beliau, dan sebagai gantinya kami sowan dengan al-fatihah saja, hehe. 😅





Ba'da maghrib, anggota Koma melakukan jama'ah sholat Maghrib yang bertempat di ndalem bawah PP. Al-Wahabiyah 2, Bahrul 'Ulum. Sambil menunggu kedatangan anggota Koma putri (yang masih berdandan..😂😂), kami bergantian membaca surat Al-Ikhlas dan menulis daftar nama arwah yang akan dikirim do'a. Setelah semua berkumpul, kami membaca istighosah yang dipimpin oleh sdr. M. Hilman MA. Kemudian diakhiri dengan pembacaan do'a khotmil Quran oleh sdr. Athif N. Acara puncak yang ditunggu-tunggu ialah tasyakuran, makan-makan bersama.






Bakda 'Isya, anggota Koma melakukan agenda malam 7_an Koma Nusantara. Acara ini dihadiri oleh beberapa perwakilan Koma Nusantara. Ada dari Koma Jombang, Koma Mojokerto, dan Koma Malang. Sementara, perwakilan dari Koma yang lain berhalangan hadir.

Malam 7_an diisi dengan perkenalan setiap anggotanya, sharing-sharing pengalaman, dan juga penjelasan singkat sejarah Koma. Di samping itu juga diisi dengan pemaparan proses terbentuknya Koma Malang beserta agenda-agendanya. Selebihnya adalah sesi tanya jawab, saran, dan mimpi-mimpi Koma ke depan.





Dalam rangka mengasah potensi diri, pada kesempatan malam 7_an ini, Koma telah sepakat untuk melakukan agenda "Mingguan Koma". Mingguan Koma merupakan kegiatan literasi on-line via grup WhatsApp Koma Nusantara, dengan cara saling berbagi ilmu berupa karya, masukan, dan kritik yang dilakukan setiap hari Minggu. Setiap anggota grup Koma Nusantara diwajibkan untuk berpartisipasi aktif mengirim karya dan memberi masukan. Karya bisa berupa puisi, artikel, opini, cerpen, atau tulisan yang lain. Agenda ini akan dimulai pada Maret 2018.

Selain itu, hal yang paling penting dari semuanya, hal yang harus benar-benar kita pikirkan bersama, yang menjadi PR Koma ke depan, ialah perihal impian demi impian Koma. Adakah yang punya ide? Mungkin bisa disampaikan di grup WhatsApp, heehe. Sebab, manusia diberi ruang untuk berencana setinggi-tingginya, sekalipun pada akhirnya rencana Tuhan lah yang terbaik dan paling baik.




Empat.
Kita selalu ingin merasakan kehadiran dan kedekatan bersama. Ya, bersama kalian, semua anggota Koma. Sebab Koma adalah sebuah rumah berproses untuk kita bersama. Rumah merupakan tempat berteduh kita bersama dari segala hal yang belum bisa diselesaikan. Kita semua sedang bersama-sama belajar untuk berproses; memahami segala yang ditawarkan oleh kehidupan. Belajar tidak harus pandai menulis; kita bisa bercerita apa saja tentang kehidupan yang patut untuk kita sikapi. Belajar adalah bersama-sama menemukan diri sendiri.





Lima.
Ada hal yang harus kalian mengerti. Aku selalu meleleh dan terharu setiap kali bertemu dengan orang-orang baik. Sebab, orang-orang baik adalah makhluk kesayangan Tuhan. Aku selalu percaya, anggota-anggota Koma adalah orang-orang baik dan makhluk kesayangan Tuhan yang sedang dipilih untuk menjadi khalifah fil ardh. Tuhan telah mengantar kita belajar ke rumah Koma: tempat paling teduh dan hikmat untuk mendamaikan segala. Lalu dengan apa kita mesti membayar semua ini. Kita harus punya cita-cita untuk menjadi orang baik. Harus!

Malang, 26 Februari 2018.

Komentar

Posting Komentar